mpm toraja
Program Kemitraan BFTW
1. Program Pembangunan Masyarakat Berkelanjutan Dengan Fokus Perdamaian
Program ini terus berkembang dengan penyesuaian pada setiap periode program. Periode program yang sementara berjalan adalah periode 2018 – 2020 dengan program-program yang kurang lebih sama dengan periode sebelumnya ditambah dengan beberapa elemen baru yaitu sosialisasi undang-undang desa dan pemahaman undang-undang ITE.
Goal (Tujuan Umum):
Pembangunan Masyarakat Berkelanjutan dengan fokus Rekonsiliasi Sosial dan Pertanian Organik
Apa tujuannya?
Lingkungan dan kesehatan masyarakat terlindungi
Komndisi ekonomi kelompok sasaran meningkat
§ Budaya damai (teleransi, keadilan dan hubungan social) meningkat
Sub-sentra
Dalam kemitraan dengan BfdW, saat ini ada 3 Sub-sentra yang berlokasi di Kabupaten Tana Toraja, 7 di Kabupaten Toraja Utara. 4 di Sulawesi Barat
Ringkasan Kegiatan Tahun Januari – Oktober 2018
Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam periode Januari – Oktober 2018 adalah sebagai berikut:
· ToT menegnai Undang-undang Desa. Pelatihan ini diikuti oleh 35 orang yang terdiri dari Staf Motivator, Kepala Desa dari desa intervensi, dan Pengurus sub sentra.
· Pelatihan Manajemen Konflik di desa-desa. Pelatihan ini dilakukan di masing-masing desa intervensi dan diikuti oleh Masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan organisasi-organisasi yang ada di desa tersebut.
· Pelatihan Pertanian Organik. Pelatihan ini dilakukan di masing-masing desa intervensi dan diikuti oleh Masyarakat, kelompok tani, kelompok wanita tani, dan masyarakat umum yang tertarik pertanian organic.
· Pelatihan Peternakan. Pelatihan ini dilakukan di desa-desa sasaran dan berfokus pada cara beternak babi yang lebih praktis seperti daun ubi jalar (utan bai) diganti dengan hijauan lain dan ditambah dengan supplemen dari keong mas yang bisa dibuat sendiri oleh petani.
· ToT Undang-undang ITE. Pelatihan ini diikuti oleh Staf Motivator dan Pengurus Sub Sentra. Tujuan dari pelatihan ini adalah meminimalisasi dampak negatife penggunaan media social dalam masyarakat.
· Pelatihan Pengelolaan Ekonomi Keluarga. Pelatihan ini dilakukan di desa program untuk meningkatkan kapasitas masyarakat mengelola keuangan rumah tangga agar mereka mampu merencanakan belanja mereka dengan baik.
·
2. Lighthouse Project (Proyek Pencontohan Dlam Bidang Perubahan Iklim dan Pengurangan Resiko Bencana)
Program ini sudah berjalan sejak tahun 2009 dan tahun 2018 merupakan tahun terakhir. Namun demikian, BfdW dan DKH sudah sepakat untuk mendukung kelanjutan program ini untuk periode 2018 – 2021. Saat ini, proposal sementara didiskusikan dengan stakeholders seperti BfdW, DKH, UNHAS, dan Humbolt University.
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kapasitas masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dan dalam hal pengurangan resiko Bencana.
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam periode pelaporan adalah:
· Pengnekaragaman sumber pendapatan petani berupa pembagian paket ternak babi (bibit babi calon induk, dedak, dan pengobatan). Setelah berjalan beberapa tahun, sampai laporan ini dibuat, 95% rumah tangga di tiga desa sasaran yaitu (Buatarrung, Batusura’, dan To’pao) telah mendapatkan perguliran dari program ini.
· Penilaian Resiko. Survey dilakukan di semua rumah tangga di ketiga desa sasaran untuk melihat tingkat kerentanan dan dibandingkan dengan surver pada tahun 2009. Dari data yang dikumpulkan dapat disimpulkan bahwa program ini telah mampu meningkatkan ketahanan masyarakat dalam hal perubahan iklim.
· Sekolah Lapng Iklim (SLI) Kopi berbasis kearifan local. SLI ini diikuti oleh 65 orang dan meningkatkan pengetahuan budidaya kopi organic. Pertemuan SLI dilakukan di lahan demplot setiap 2 minggu. SLI ini dudukung oleh Center for Climate Resk an Opportunity Management – Southeast Pacific (CCROM-SEAP), IPB Bogor.
· Penerbitan komik Pembelajaran untuk SLI. Buku komik ini telah memasuki tahap akhir dan diharapkan terbit pada bulan Nopember 2018 dan dibagi ke pihak-pihak yang tertarik dalam budidaya kopi organic.
· Survey Emisi Gas Rumah Kaca. Kegitan ini juga didukung oleh CCROM-SEAP dan berhasil menhitung produksi emisi gas rumah kaca dari desa sasaran.
3. Climate Resilence Agriculture Inverstigation Innovative Project (CRAIIP) Program Penelitian Pertanian Tahan Iklim Yang Inovatif.
Climate Resilence Agriculture Investigation and Innovative Project (Program Penelitian Inovatif dalam Pertanian Tahan Iklim) merupakan pengembangan dari Lighthouse Project tetapi lebih focus untuk mengajar petani melakukan penelitian sesuai dengan standar ilmiah agar mereka mampu melakukan penelitian sendiri agar mampu bertahan dalam perubahan iklim yang menjadi ancaman bagi praktek-praktek pertanian mereka.
Kegiatan penelitian ini didampingi oleh Humbolt University, Jerman dan Fakultas Pertanian UNHAS, Makassar. Tema utama dalam penelitian ini adalah tanaman holtikultura dan padi. Hasil-hasil program ini akan didistribusi di Toraja dan kepada jaringan Pusbinlat Motivator Gereja Toraja. Selain itu pembelajaran yang didapatkan akan dimuat dalam jurnal ilmiah baik di tingkat nasional mau pun di tingkat internasional.
Program ini bekerja sama dengan BfdW dan DKH dan didukung oleh Universitas Hasanuddin dan Humbolt University, Jerman.
Tujuan utama dari proram ini adalah untuk meningkatkan kemampuan petani dalam bidan penelitian pertanian. Program ini telah berhasil membentuk 5 kelompok petani peneliti di 5 desa sasaran yaitu Desa Buatarrung, Desa Batusura’, Desa To’pao, desa Buntudatu (Kabupaten Tana Toraja), desa Tallang Sura’ Kabupaten Toraja Utara.
Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam Periode laporan ini adalah:
· Seminar Nasional di Bandung. Kegiatan ini dilakukan bersama Ikatan Petani Pengandali Hama Terpadu Indonesia (IPPHTI), Universitas Pajajaran, dan Universitas Hasanuddin. Kegiatan ini sedang berlangsung (22 – 25 Oktober 2018) dengan melibatkan petani dari masing-masing desa sasaran.
· Penelitian Lada Katokkon. Penelitian ini berfokus pada perlakuan yang paling baik untuk budidaya Lombok Katokkon. Hasil penelitian petani menunjukkan bahwa kompos Titonia (bunga matahari liar) sangat cocok bagi lombok Katokkon.
· Penelitian Padi Lokal. Penelitian ini bertujuan untuk melestarikan bibit-bibit padi local dalam ancaman bibit-bibit padi introduksi yang cenderung bebasis kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa padi local (Pare Ambo’, Pare Bau, dan Pare Barri Rarang) cukup cocok di Toraja dan lama panen hanya terpaut 20 hari dari padi introduksi yaitu padi Impago.
Presentasi Hasil Program di Konferensi Internasional Ketahanan Pangan yang disebut Tropentaq di Gent, Belgia. Untuk membagi praktek-praktek terbaik, Project Manager memberikan presentasi di Konferensi tersebut mengenai praktek-praktek terbaik dalam program CRAIIP di Toraja